tag:blogger.com,1999:blog-46968264443215215532024-03-18T08:01:36.890+05:00Tolong ya, ini bukan BLOG!TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.comBlogger1117125tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-47990099626031314332024-02-13T13:12:00.005+05:002024-02-13T13:12:46.029+05:00MAU MOTOR WARNA APA?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://momotor.id/news/wp-content/uploads/2024/02/filano.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="449" data-original-width="800" height="225" src="https://momotor.id/news/wp-content/uploads/2024/02/filano.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dwi lagi bingung milih motor. Merk sudah ditentukan, penentuan warna yang belum. Pilihan yang ada adalah putih, silver, hitam, biru, merah, pink, dan kuning. Saya nyaranin warna kuning. Putih dan biru sudah banyak yang pakai. Saya tidak suka sesuatu yang terlalu lumrah. Silver, hitam, dan merah malah mengurangi kesan mewah dari motor yang kami incar.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;">Kuning berbeda. Unik. Setidaknya sampai gak rame orang beli.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya juga mulai bingung. Untuk dijual lagi di masa depan, paling aman beli warna - warna lumrah saja. Karena pembelinya pasti banyak. Itulah kenapa saya gak merekomendasikan warna pink. Pink itu pasarnya spesifik. Nanti bila jual second, akan sulit ketemu pembeli yang berminat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kuning karena stand out, jadi berasa lagi beli motor baru. Kalau warnanya berbaur dengan motor lain, ngeluarin uang yang cukup banyak jadi berasa karena dunia akan tahu motor kita baru. Ada titik terang dari dealernya kalau yang ready bulan inu adalah kuning dan pink. Masih di jalan. Untuk warna lain harus nunggu 2-3 bulan. Itu terlalu lama karena saat ini Dwi minjem motor ibu saya. Gak enak minjemnya kelamaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya warna kuningnya kurang oke. Warna beige. Kalau kuning pisang pasti lebih baik. Bengkelnya membuka jasa repainting dan pergantian warna di STNK. Diminta biaya 2 juta. Saya berharap urusan beli motor ini segera selesai sehingga kami bisa fokus ngurus hal lain.</div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-55727518080258258262024-02-12T07:59:00.004+05:002024-02-12T07:59:49.798+05:00YANG SAYA PILIH DI PEMILU 2024<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/104/2023/12/11/20231211_092623-2337973682.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="267" src="https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/104/2023/12/11/20231211_092623-2337973682.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dua pemilihan presiden yang lalu saya mungkin adalah pendukung yang siap melawan siapapun yang menjelekkan jagoan saya. Saya siap berdebat dengan siapapun yang mendukung pasangan calon (paslon) lawan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya merasa diatas angin. Di tempat saya bekerja, di rumah saya, di lingkungan tempat saya hidup, serta di sosial media, mayoritas pilihannya sama dengan saya. Saya jadi jumawa dan penuh percaya diri membela calon presiden (capres) jagoan saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi sekarang, saya harus tetap terlihat netral karena urusan pekerjaan. Jika ingin berkomentar tentang politik, cukup di offline dan itupun hanya berupa lisan. Jika sampai ada jejak, akan ada sanksi menunggu.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;">Kirain menahan untuk gak berkomentar bagi saya yang orangnya cukup vokal bakal jadi hal yang sulit. Berhubung di pemilihan kali ini saya melihat setiap calon cukup berimbang dari segi baik dan buruknya, tetap diam dan menahan diri ternyata bukan hal yang susah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya yang awalnya masih bingung mau milih siapa, makin kesini mulai tahu mau milih siapa. Dan mulai agak gatel pengen ikut komentar tapi untungnya masih bisa saya tahan. Apalagi di rumah, ibu saya berseberangan dengan saya tapi beliau gak tahu kalau sebenarnya kami berada di kubu yang berbeda karena saya biasanya diam saja setiap dia ngomong tentang pendapatnya terhadap para calon presiden. Hal yang sama dengan yang saya lakukan di dunia maya. Walaupun di dunia maya juga mulai ngeselin tapi karena tugas negara, saya tetap senyap sambil nahan geram.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Awalnya saya mengira saya telah memilih calon yang paling gila. Tapi sekarang saya sadar, siapapun yang saya pilih, saya tetap dianggap gila oleh kedua paslon yang lain. Gak ada yang lebih jahat, gak ada yang lebih baik. Semua bisa berubah. Yang kita anggap jahat sekarang, bisa saja tidak sejahat itu. Dan yang kita anggap baik, saat diberi kekuasaan malah tidak amanah. Semua akan berdiri pada latar mereka masing - masing dan rencana masing - masing. Mari berdoa saja semoga yang terbaik yang terjadi untuk negeri ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk DPR, saya tidak punya jagoan spesifik, tapi sepertinya saya akan memilih partai yang mendukung jagoan saya agar di DPR nanti paslon saya tidak berjuang sendirian. Untuk level provinsi dan kabupaten saya benar - benar nge-blank. Mungkin saya akan tidak mengesahkan suara saya agar kertas suara saya tidak disalah artikan. Untuk DPD sama dengan presiden. Sudah punya pilihan yang mantap.</div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-16263406852707067782024-02-06T06:33:00.004+05:002024-02-06T06:33:23.715+05:00CIRI - CIRI PEGAWAI YANG BAIK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media1.tenor.com/m/-9K-f7qX0d4AAAAd/sloth-walking-slow.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="374" data-original-width="638" height="374" src="https://media1.tenor.com/m/-9K-f7qX0d4AAAAd/sloth-walking-slow.gif" width="638" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Pertanyaan teman - teman disini setiap pagi adalah 'apakah agenda kita hari ini?'. Ini adalah ciri pegawai yang baik. Mereka tidak terbiasa berdiam diri dan membuang waktu percuma. Tiap hari harus ada yang dikerjakan. Harus produktif. Kebalikan dengan pegawai pemalas yang malah sengaja lari dari pekerjaan. Gak ada pekerjaan malah senang lalu sibuk main hape seharian.</div><p style="text-align: justify;">Saya ingin seperti mereka. Sekarang masih sulit tapi saya akan terus mencoba. Cobaan banyak, tapi saya coba tetap bertahan. Entah sampai mana kuatnya. Bertahan, sambil mencari solusinya.</p><p style="text-align: justify;">Kesalahan yang pernah saya lakukan memang masih menyisakan penyesalan. Masih terbawa pikiran. Tapi waktu terus berjalan. Tertatih, tapi saya terus maju.</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-76632480381267205582024-02-05T10:20:00.004+05:002024-02-05T10:20:33.630+05:00BERMUSUHAN LAGI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-VEAsaUZBXFw/Whg_qVeAcWI/AAAAAAAAhSY/AOyKaFktnx4XzQRUrpbfJmAFzohO9XuTACLcBGAs/s490/rebutan.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="276" data-original-width="490" height="225" src="https://2.bp.blogspot.com/-VEAsaUZBXFw/Whg_qVeAcWI/AAAAAAAAhSY/AOyKaFktnx4XzQRUrpbfJmAFzohO9XuTACLcBGAs/w400-h225/rebutan.gif" width="400" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Di kantor lama saya akhiri dengan menyisakan satu konflik sama satu rekan kerja. Konflik ini merusak hubungan saya ke yang lain, dan mengganggu profesionalisme saya di tempat kerja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di kantor baru saya tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Saya mau berteman dengan semua orang. Gak ada musuh. Kalau ada yang kurang berkenan, saya cuekin saja dan fokus ke kerjaan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya semua tidak berjalan baik. Di satu insiden, saya sekarang jadi dimusuhi bos tertinggi dan calon terkuat pengganti bos besar yang akan pensiun beberapa bulan lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ini posisi yang sangat tidak menguntungkan untuk saya. Di masa depan saya masih bergantung pada mereka. Perijinan administrasi saya dipengaruhi oleh mereka. Saya berniat berbaikan, tapi setiap sapaan saya tidak mereka hiraukan. Saya tidak berani membayangkan bagaimana nasib saya di masa depan. Hal ini baru berani saya ceritakan disini. Istri dan ibu saya belum tahu. Mereka pasti marah dan kecewa kepada saya. </div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-30856751464728711282024-01-31T11:22:00.005+05:002024-01-31T11:22:48.665+05:00INGIN KERJA SECEPAT MEREKA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.licdn.com/dms/image/C4E12AQEwoXnv71b_cQ/article-cover_image-shrink_600_2000/0/1520136053283?e=2147483647&v=beta&t=Hnt-EVvCX8DDZW_eCCInyORbZSBwwMKaZDzTaJZ7tyA" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="226" data-original-width="395" height="229" src="https://media.licdn.com/dms/image/C4E12AQEwoXnv71b_cQ/article-cover_image-shrink_600_2000/0/1520136053283?e=2147483647&v=beta&t=Hnt-EVvCX8DDZW_eCCInyORbZSBwwMKaZDzTaJZ7tyA" width="400" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Seharusnya. Saya ulangi: seharusnya, seharusnya saya gak boleh lalai di kantor baru ini. Orang - orang disini kerjanya cepet banget. Selesainya cepet, hasilnya bagus. Mereka gak dua kali atau sepuluh kali lebih cepat dari saya. Bahkan lebih! Seratus kali ada mungkin.</p><p style="text-align: justify;">Padahal saya sudah punya pengalaman kerja berjemur di bawah matahari dari jam 9 pagi sampai malem. Seringkali telat makan. Tapi itu ternyata gak cukup menjadikan saya bisa setara dengan mereka. Kerja saya masih lelet. Dan saya sangat slow learning. Impian saya saat ini adalah bisa setara dengan mereka. Semoga ini adalah harapan yang oleh Tuhan diijinkan untuk saya ingini.</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-45635328584820607692024-01-03T11:52:00.006+05:002024-01-03T11:52:53.717+05:00MENGHINDARI PERMUSUHAN<div style="text-align: justify;">Hari - hari di kantor lama saya lalui dengan suram. Permusuhan dan kebencian kepada satu oknum merusak hubungan saya dengan yang lainnya. Merusak attitude saya juga di hadapan atasan. Saya jadi pembangkang, pemberontak, indisipliner, pemarah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya berusaha membuang jauh - jauh semua sifat dan situasi itu di kantor yang baru ini. Walau situasinya lebih tidak mendukung dibanding dengan kantor lama. Teman kerja saya yang sekarang adalah orang - orang cerdas. Secara intelektual dan emosi. Mereka sangat percaya diri dan speak up.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kalau saya masih memakai settingan kantor lama, saya pasti sudah lama tersinggung atau badmood oleh situasi disini. Tapi saya sudah berjanji pada diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak mau lagi mengucilkan diri. Tidak baperan. Menghindari konflik. Mencoba untuk cuek. Tidak ikut campur. Cari aman. Pokoknya bekerja lurus dan tulus.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;">Apalagi mereka lebih disukai karena kepintaran dan percaya diri mereka. Saya yang terlemah nekat ngelunjak, tak perlu banyak alasan untuk menendang saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://i.pinimg.com/736x/94/e6/88/94e688da815a2f25e7adc042d96f3f21.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="646" height="400" src="https://i.pinimg.com/736x/94/e6/88/94e688da815a2f25e7adc042d96f3f21.jpg" width="323" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-42424038434251236352023-12-28T12:01:00.000+05:002023-12-28T12:01:01.938+05:00TULISAN SETELAH TIGA BULAN TIDAK POSTING<p style="text-align: justify;">Ketika memutuskan tidak menulis, waktu cepat sekali berlalu. Ketika ingin rutin menulis, hari demi harinya berjalan super - super lambat. Susah banget menemukan momentum untuk menulis blog. Untuk membuka laptop saja sulit.</p><p style="text-align: justify;">Mumpung ini bisa, kita jadikan ini update singkat saja, ya. Kita ringkas sebisanya.</p><p style="text-align: justify;">Jadi dari september hingga akhir tahun ini ada satu momen besar yang terjadi dalam hidup saya. Saya harus ucapkan sekarang agar nantinya kalau saya mau cerita lewat hape tentang yang terjadi di hari itu (yang mostly pasti gak jauh - jauh dari perubahan saya ini), kalian gak bingung.</p><p style="text-align: justify;">Kenapa dari hape? Biar ada update saja. Tulisan - tulisan ini mau saya jadikan kenangan. Pesan untuk anak - anak saya jika ingin tahu ayahnya di usia 33 gimana, dan menyampaikan pesan ke mereka. Kali saja saya lupa untuk menyampaikannya di masa depan. Makanya seharusnya saya lebih sering posting.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Jadi, hal besar yang daritadi saya sebut - sebut itu adalah saya diterima menjadi PPPK. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. PNS, tapi dikontrak selama 5 tahun. Gak dapet pensiunan dan gak bisa dapet jabatan (untuk aturan saat ini). Gajinya lumayan. Gimana bisa dapet pekerjaan ini dan kesan - kesannya, akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya, ya!</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-5553905222641007112023-09-06T12:19:00.003+07:002023-09-06T12:36:08.313+07:00SELALU PASANG EKSPEKTASI TERBURUK<div style="text-align: justify;">Pasang ekspektasi terburuk adalah prinsip yang berlaku untuk saya. Kalau ekspektasi sudah serendah mungkin, hal apalagi yang bisa terjadi? Ekspektasi sudah serendah tanah, kalau makin ke bawah <i>mah </i>namanya kuburan!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memasang ekspektasi terburuk membuat kita jadi waspada. Membuat persiapan sebaik mungkin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keadaan mungkin benar - benar buruk seperti ekspektasi kita. Masalah demi masalah datang bersamaan. Tugas kita selanjutnya adalah bertahan. Jika sudah berusaha sampai batas kemampuan, udah diusahain sampai mentok tetep juga gak berhasil, tugas selanjutnya adalah bertahan. Bersabar dan kuatkan diri (mental, fisik, dan perasaan). Berhasil atau gagal kita melakukan sesuatu, semuanya akan lewat juga, walau berlalunya tidak seperti keinginan kita.</div><span><a name='more'></a></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: right;"><i><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i></div><div style="text-align: right;"><i><span style="font-size: x-small;">(Kejadian ngukur di Singapadu, sawah calon villa, deket rumah Dwi)</span></i></div><div style="text-align: right;"><i><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i></div><div style="text-align: right;"><i><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpIxEhNfnJWDt4kYVgq1dPWytoMRp6X-kPa4gzcnE8HGfQXyCfmyq0ZNkPW2_3ygpqjb0u5YsenI4HX4wQ1wotg6boYD_hhU61gwD2ZpPPS16JSHsHQTt9fYO_6YD29YWbxs4BJ2WN15iCQI55HBAZivpnXzx9Qv1iP2WDaGn-SxgRqVCrYD3RZWJ4sFOh/s613/Untitled.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="497" data-original-width="613" height="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpIxEhNfnJWDt4kYVgq1dPWytoMRp6X-kPa4gzcnE8HGfQXyCfmyq0ZNkPW2_3ygpqjb0u5YsenI4HX4wQ1wotg6boYD_hhU61gwD2ZpPPS16JSHsHQTt9fYO_6YD29YWbxs4BJ2WN15iCQI55HBAZivpnXzx9Qv1iP2WDaGn-SxgRqVCrYD3RZWJ4sFOh/w200-h162/Untitled.png" width="200" /></a></div><br /><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i></div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-4539607229545800382023-09-04T13:46:00.006+07:002023-09-04T13:46:55.902+07:00PERBEDAAN SANGGAH DENGAN MERAJAN<p style="text-align: justify;">Di facebook, sebuah status ramai disebarkan orang - orang. Status itu tentang perbedaan sanggah dan merajan. Si pembuat status mengatakan bahwa sanggah dan merajan itu berbeda. Sanggah adalah bagian dari merajan. Sedangkan Merajan adalah gabungan dari berbagai sanggah.</p><p style="text-align: justify;">Dari tulisannya saya menangkap ide tulisannya berasal dari keresahan penulis tentang penyebutan yang berbeda tiap orang tentang tempat persembahyangan orang Hindu Nusantara. Khususnya yang mengatakan merajan adalah sanggah untuk orang berkasta.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://tutura.id/assets/images/news/sanggah-cucuk-lambangkan-kekuatan-bukan-sekadar-tempat-sesajian-1680682215.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="522" data-original-width="800" height="262" src="https://tutura.id/assets/images/news/sanggah-cucuk-lambangkan-kekuatan-bukan-sekadar-tempat-sesajian-1680682215.jpg" width="400" /></a></div><br />Jujur saya baru tahu fakta ini. Kalau sanggah berubah nama bila dimiliki oleh orang berkasta. Dan saya tidak terlalu menyoalkan itu. Biarkan saja kalau itu yang bikin mereka bahagia. :D<p></p><p style="text-align: justify;">Yang jadi tugas kita sekarang adalah tetap menyembahyangi sanggah atau merajan kita. Jangan sampai sepi. Yang rajin. Teratur. Serta yang paling penting: lakukan dengan yakin.</p><p style="text-align: justify;">Yakin kalau doa kita didengar.</p><p style="text-align: justify;">Yakin kalau Tuhan menyaksikan.</p><p style="text-align: justify;">Yakin bila apapun yang terjadi di masa depan, adalah rencana terbaik yang dibuat oleh-Nya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-33485200480748384042023-09-04T12:05:00.000+07:002023-09-04T12:05:01.548+07:00MUSIBAH LIFT AYU TERRA RESORT, UBUD, BALI<p style="text-align: justify;">Minggu lalu, lift di sebuah resort di ubud jatuh. Menewaskan 5 pegawai yang ada di dalamnya.</p><p style="text-align: justify;">...</p><p style="text-align: justify;">Saya mulai berfikir. Bagaimana jika hari ini adalah hari terakhir saya? Bagaimana jika tadi pagi adalah kali saya terakhir melihat anak - anak, sedangkan anak kedua masih tertidur dan saya belum sempat melihatnya? Bagaimana jika sebaliknya, Nayaka yang menaruh tas di loker sekolahnya adalah kenangan terakhir saya tentangnya?</p><p style="text-align: justify;">Akankah ajal menjemput saya sebelum saya sempat meminta pengampunan terhadap dosa - dosa yang saya lakukan? Akankah orang - orang yang saya sayangi, tiba - tiba meninggalkan saya, tanpa sempat saya buatkan kenangan indah yang cukup bersama mereka?<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Saya bahkan belum sempat berterima kasih kepada Ibu dan Bapak saya. Saya belum sempat membalas jasa mereka. Meminta maaf untuk sikap kasar saya kepada mereka. Saya belum puas bermain bersama anak - anak saya. Masih hutang banyak kasih sayang yang harusnya mereka terima dari saya.</p><p style="text-align: justify;">Bagaimana jika kepergian saya hanya menyisakan beban kepada keluarga saya? Bagaimana jika saya duluan Tuhan panggil tanpa ada bekal yang saya persiapkan setidaknya untuk mengurangi penderitaan atas kepergian saya?</p><p style="text-align: justify;">Saya mulai berpikir, seberapa aman tempat saya bekerja? Seberapa besar resikonya pekerjaan ini?</p><p style="text-align: justify;">Apakah saya siap melepas kepergian orang - orang yang saya sayangi, meski mereka hanya pamit untuk pergi sebentar?</p><p style="text-align: justify;">Doa saya makin keras untuk keselamatan mereka. Sujud saya makin dalam, setidaknya jika harus pergi, kami pergi dengan cara yang baik. Sebelum, dan setelah kepergian itu. Untuk kami, dan orang sekitar kami.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn2.tstatic.net/travel/foto/bank/images/lift-terbuka-di-ayu-terra-resort.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" height="360" src="https://cdn2.tstatic.net/travel/foto/bank/images/lift-terbuka-di-ayu-terra-resort.jpg" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-5234597257516497122023-09-04T09:15:00.006+07:002023-09-04T09:21:57.026+07:00PENUTUP MESIN MOTOR LEPAS<p style="text-align: justify;">Saya bersyukur banget, apa <b><a href="https://www.separonyolong.com/2023/09/jadi-arogan-dan-bebal-karena-menstruasi.html" target="_blank"><span style="color: red;">yang saya takutkan kemarin</span></a></b> tidak sepenuhnya kejadian. Walau paginya emang kacau. Awya bangun kepagian, sehingga menjerit - jerit nangis pengen ikut sama saya naik motor. Awya mulai nangis sejak saya mandi, meski saya mandinya di WC luar biar dia gak tahu. Tetep ketahuan.</p><p style="text-align: justify;">Untungnya berhasil didiamkan oleh Dwi, istri saya. Saya akhirnya bisa berangkat. Tapi kekacauan tadi pagi seperti ujian. Apakah saya bisa bertahan dan berhasil menyelesaikan pekerjaan hari ini atau tidak? Karena setelah lolos ujian satu, datang ujian selanjutnya. Penutup mesin motor saya lepas. Gak bisa segera saya perbaiki karena agenda hari ini gak bisa saya tinggalkan. Saya harus segera sampai tujuan. Dan berharap lepasnya penutup mesin ini tidak memberi efek yang fatal ke motor saya.<span></span></p><a name='more'></a><span></span><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh94Edic_zo_X5Jvw4NtEQUMVwjFkW0Bdw5IuqNlTlp8U8TmeJyOpJqiXYPVnlAvrcgz7biDkEeuS5C56BLx4QHZ_do6bGM-pF1cFN1LakQl2TnmdYA7PJ4oauxKz7wvIt0jsgAQ4HafPMEBb9EAyB2TrxjPhapDvGCzPD1lRmXaRBQffa4ih0re7n7uP5X" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh94Edic_zo_X5Jvw4NtEQUMVwjFkW0Bdw5IuqNlTlp8U8TmeJyOpJqiXYPVnlAvrcgz7biDkEeuS5C56BLx4QHZ_do6bGM-pF1cFN1LakQl2TnmdYA7PJ4oauxKz7wvIt0jsgAQ4HafPMEBb9EAyB2TrxjPhapDvGCzPD1lRmXaRBQffa4ih0re7n7uP5X" width="400" />
</a>
</div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><div><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br /></span></div>Hal yang paling saya takutkan memang terjadi, tapi tak seberat dugaan saya. Walau pulangnya tetap kewalahan, syukurnya bisa saya lalui. Tetap kena marah, tapi gak sampai parah - parah banget. </span><br /><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="letter-spacing: 0.2px;"><br /></span></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-51878037333597729772023-09-02T22:08:00.001+07:002023-09-02T22:08:15.987+07:00JADI AROGAN DAN BEBAL KARENA MENSTRUASI<p style="text-align: justify;">Satu lagi hari saya yang suram. Besok ada agenda penting, <b><a href="https://www.separonyolong.com/2023/08/efek-buruk-bisa-melihat-masa-depan.html"><span style="color: red;">dan seperti yang pernah saya bilang tentang kemampuan bisa melihat masa depan</span></a></b>, karena saya sudah tau agendanya kaya gimana dan sama siapa, besok akan jadi hari yang super berat banget. Tentu saja, saya hanya perlu bertahan agar bisa melalui ini semua. Tapi keraguan saya lebih besar dari biasanya. Ragu kalau bisa meliwati ini dengan baik - baik saja. Enggak hanya lecet, sepertinya rasa sakitnya akan keras lagi.</p><p style="text-align: justify;">Jujur saya gugup banget. Ditambah lagi situasi di rumah lagi gak oke. Ini tentang istri saya.</p><p style="text-align: justify;">Dia lagi dapet. Selama dapet, dia jadi emosional. Wajar, sih, saya ngerti banget. Walau saya gak pernah ngalamin, tapi saya sering menghadapi temen - temen cewek yang lagi mens. Di tempat kerja, kuliah, organisasi.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Saya aja misalnya celana lagi basah kena ciprat air, itu risih banget. Pengen segera ganti. Ini darah, pasti gak nyaman dan ganggu. Cewek itu hebat, loh, bisa taham dan tetep fokus. Sensasi cairan keluar dari vagina, sakit yang dibilang kaya disayat gergaji, bikin saya sangat memaklumi sikap istri saya. Hanya saja, emosionalnya beliau keluar di momen - momen yang salah.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media2.giphy.com/media/s15VdDCJxpOg1BKwSG/200w.gif?cid=6c09b952chsx6qyermt0boqjxhx61lzrshrdr88z44mp4gt4&ep=v1_gifs_search&rid=200w.gif&ct=g" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="356" data-original-width="200" height="200" src="https://media2.giphy.com/media/s15VdDCJxpOg1BKwSG/200w.gif?cid=6c09b952chsx6qyermt0boqjxhx61lzrshrdr88z44mp4gt4&ep=v1_gifs_search&rid=200w.gif&ct=g" width="112" /></a></div><br />Istri saya jadi cepet banget menepis apapun tiap diajak ngomong. Oleh saya, ibu saya, dan bapak saya. Padahal niat kami hanya ngasi saran, tapi istri langsung ngebantah. Ketika saya ngomong, atau pas denger ibu ngajak istri ngomong, niat kami sama. Hanya sebuah undangan diskusi. Tapi istri selalu dengan cepat memberi respon negatif. Ujungnya jadi berdebat gak habis - habis. Seakan harus ada yang kalah, dan ada yang menang. Saya sendiri cuma bisa sesegera mungkin ngasi kalimat terakhir untuk diucapkan (walau sering sulit menemukan rangkaian kata yang enak didengar karena duluan kepancing emosi) lalu menghindarinya. Ibu saya pun biasanya akhirnya memilih diam.<p></p><p style="text-align: justify;">Situasi istri saya menjadi jelek karakternya datang disaat yang gak tepat. Sebentar lagi si bungsu ulang tahun. Banyak hal yang harus disiapkan. Berarti banyak hal juga yang harus didiskusikan. Dengan sifatnya yang arogan dan bebal efek mens, ini akan jadi sulit terjadi.</p><p style="text-align: justify;">Disaat hubungan dengan istri sedang berat, besok ada tugas negara yang juga berat, saya bener - bener lemes ngebayanginnya. Rasanya pengen istirahat, tapi situasi rumah lagi berat - beratnya. saya nge-blank. Harus melakukan persiapan untuk besok, tapi keadaan ini bikin hati sedih.</p><p style="text-align: justify;">Orang lain bisa di jurnal online mereka tidak menuliskan hal - hal pribadi agar tidak dibaca banyak orang. Tapi jujur saja kali ini saya gak bisa. Selain Tuhan, saya gak ada lagi tempat bercerita. Hanya disini yang saat ini bisa saya percaya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.kahootz.com/wp-content/uploads/2018/01/trust.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="275" data-original-width="275" height="275" src="https://www.kahootz.com/wp-content/uploads/2018/01/trust.gif" width="275" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-57861093490934437642023-08-29T10:23:00.000+07:002023-08-29T10:23:23.645+07:00MENGAMATI KULI. MAKIN KAYA, MOTORNYA MAKIN JELEK<div style="text-align: justify;">Beberapa minggu terakhir bekerja bersama adik, saya sering bertemu dengan kuli bangunan. Mereka benar - benar kuat sekali. Kerja sangat keras di bawah terik panas matahari, dan harus tinggal di bedeng seadanya. Dinding dan lantai triplek. Alas tikar. Makan di warung proyek dengan perabotan terbatas. Minum kadang dari termos tanpa gelas, digunakan bersama oleh sesama kuli. Baju yang dipakai hari ini, kalau mau dicuci, harus segera dicuci. Karena nyuci baju harus bergantian, tidak bisa mencuci lama - lama. Sehingga mereka biasanya memakai baju dengan sistem cuci - pakai hanya selang satu hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mandi pun menunggu antrian panjang teman yang lain. Minum kopi lebih sering dari plastik. Makan, bila bawa perabotan dari rumah, hanya memakai perabotan yang itu - itu saja. Colokan juga harus antri dengan yang lain. Saya sering melihat mereka makan dengan nasi yang banyak, lauk seadanya (lebih sering hanya satu macam), dengan tambahan krupuk atau snack.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.tenor.com/g2Iqpvo2t78AAAAC/eating-starving.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="498" data-original-width="498" height="200" src="https://media.tenor.com/g2Iqpvo2t78AAAAC/eating-starving.gif" width="200" /></a></div><br />Capek kerja seharian, gak bisa ketemu atau melihat keluarga langsung. Mereka terpenjara, cuman beda status.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya tidak kasihan pada mereka. Saya malah salut. Mereka hebat. Mereka kuat. Dari segi ekonomi pun mereka pasti lebih baik daripada saya. Dari kendaraan yang mereka pakai saja, banyak yang membawa tipe terbaru. Belum lagi sawah dan rumah yang mereka miliki di kampung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tapi uniknya, yang saya lihat, jabatan tertinggi di proyek, kendaraannya malah tidak bagus - bagus banget. Tampak seadanya. Walau saya tahu dengan penghasilannya, dia bisa beli kendaraan yang jauh lebih mewah. Saya tidak sempat ngobrol dan menanyakan alasannya. Jujur saya penasaran banget.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.giphy.com/media/Z9KKrBsK6094P0h5gW/giphy.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="270" data-original-width="480" height="113" src="https://media.giphy.com/media/Z9KKrBsK6094P0h5gW/giphy.gif" width="200" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-71768077545087882772023-08-29T09:20:00.001+07:002023-08-29T09:20:26.396+07:00MEMBUANG KESEMPATAN<p style="text-align: justify;">Saya sering menanti kesempatan datang. Ketika ada kesempatan lain, yang tidak saya duga (dan tidak sesuai ekspektasi), malah saya tolak. Sedangkan saat tidak punya peluang apapun, terus saya harap - harapkan. Saya idam - idamkan. Pikirin terus sampai aktivitas semua keganggu.</p><p style="text-align: justify;">Syukur - syukur kalau dapat kesempatan kedua. Tapi itu tidak selalu terjadi. Biasanya, kesempatan hanya datang satu kali. Orang yang ngasi kesempatan akan kapok ngasi kesempatan ke saya. Atau citra saya sudah dicap buruk. Saya jadi diingat sebagai orang yang suka nolak ditawari peluang.</p><p style="text-align: justify;">Masalahnya terletak pada kesiapan, dan mental. Ketika kesempatan belum ada, saya hanya memikirkan, tapi tidak bersiap - siap. Daripada hanya kepikiran tapi gak ngapa-ngapain, harusnya saya melatih diri. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan. Bila kesempatan yang ditunggu - tunggu tiba, saya sudah siap.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2021/12/07025301/4-10.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="600" height="113" src="https://d1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net/prod/wp-content/uploads/2021/12/07025301/4-10.gif" width="200" /></a></div><br />Mental saya juga masih jelek. Pola pikir saya masih lemah. Belum tahan banting. Hanya bisa optimal di situasi ideal. Tidak bisa beradaptasi dengan berbagai situasi.<p></p><p style="text-align: justify;">Nambah lagi PR saya. Daftar sifat yang harus diperbaiki makin panjang.</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-8445309540420025312023-08-28T09:46:00.009+07:002023-08-29T08:49:59.293+07:00EFEK BURUK BISA MELIHAT MASA DEPAN<p style="text-align: justify;">Ketika masih sibuk dengan saham, berharap sekali bisa melihat masa depan. Melihat saham mana yang akan naik. Rasanya menyenangkan dan pasti menguntungkan.</p><p style="text-align: justify;">Tapi, setelah melewati beberapa agenda yang sangat berat, saya sadar kalau kemampuan mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan tidak selamanya indah. Tahu apa yang akan datang malah membuat susah tidur, gak enak makan, hidup berantakan, kena mental karena kepikiran terus. Tegang, degdegan. Jadi lemes dan males menjalani hari karena sudah tahu hal buruk apa yang akan kita alami di masa depan.</p><p style="text-align: justify;">Saya jadi empati kepada peramal dan teman - teman indigo. Mungkin sekarang mereka sudah terbiasa karena sudah mengalaminya sejak lama. Tapi itu pasti melalui proses yang sulit dan sangat menyiksa. Mungkin yang saya lihat sekarang adalah orang - orang yang sudah berhasil melewati semuanya. Sehingga mereka tampak tenang dan mampu memakai dan mengendalikan kemampuan mereka.<span></span></p><a name='more'></a><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://s.kaskus.id/r540x540/images/2018/06/23/1190577_20180623111011.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="269" data-original-width="260" height="200" src="https://s.kaskus.id/r540x540/images/2018/06/23/1190577_20180623111011.gif" width="193" /></a></div><span></span><span><br /></span><p></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-17602561717989801512023-08-28T09:31:00.000+07:002023-08-28T09:31:10.602+07:00TAK SADAR COBA MENGATUR HIDUP ORANG LAIN<div style="text-align: justify;">Saya punya satu sifat. Menurut saya ini sifat buruk. Saya sering mengajarkan sesuatu ke seseorang, sehingga orang itu tidak mengalami kesalahan yang pernah saya lakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bisa dibilang saya terlalu trauma dengan masa lalu, gak bisa move on, terlalu ngatur/ ikut campur kehidupan orang lain. Yang pertama jadi korban saya adalah adik saya. Ketika awal - awal dia kuliah, saya selalu tekankan untuk ambil PKL sejak dini. Jangan ikut kalender akademik yang mewajibkan mereka PKL di semester tinggi. Tujuannya agar dia lebih banyak dapat pengalaman dan lebih cepat tahu tentang dunia kerja.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://concept-stories.s3.ap-south-1.amazonaws.com/test/Stories%20-%20Images_story_76077/image_2019-09-29%2007%3A26%3A40.745985%2B00%3A00" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="231" data-original-width="300" height="154" src="https://concept-stories.s3.ap-south-1.amazonaws.com/test/Stories%20-%20Images_story_76077/image_2019-09-29%2007%3A26%3A40.745985%2B00%3A00" width="200" /></a></div><br />Pada akhirnya, saya sadari kalau saran saya ini salah. Adik saya jauh lebih sukses dari saya sekarang, bukan karena info - info yang saya berikan. Tapi dari proses adaptasi yang Ia lakukan sendiri setelah menghadapi suatu masalah. Saran - saran saya bukannya meringankan hidupnya, atau menjadikannya mudah mengantisipasi masalah yang akan terjadi, tapi malah menghadirkan masalah baru untuknya. Karena tiap orang punya karakter yang berbeda meski dihadapkan pada situasi yang sama. Bahkan situasinya pun belum tentu berulang secara identik.Mungkin saya bisa ngasi tahu pengalaman saya, tapi eksekusinya harusnya terserah dia. Doktrin hanya membuat adik saya tidak mandiri, kurang lepas, bahkan mengganggu aktivitasnya karena harus menuruti instruksi dari saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemudian saya juga pernah terlalu ikut campur organisasi baru setelah kepemimpinan saya. Melarang ini dan itu, dan menyarankan berbagai pilihan, hanya karena merasa lebih pengalaman dan ngerasa ini hanya sebuah rasa kepedulian. Setelah saya pikirkan lagi sekarang, itu tidak lebih dari sebuah post posititon syndrome.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekarang perasaan itu mulai muncul lagi. Ke anak saya. Ada keinginan agar anak saya tidak mengalami pem-bully-an yang saya alami dulu dari SD ke SMP. SMA tidak saya alami karena sudah cukup tahu caranya menjaga diri, faktor sekolah di tempat yang baik, dan sedikit lebih beruntung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya mulai ngerasa terlalu keras men-doktrin anak. Efek jeleknya mulai kelihatan di anak saya. Akan saya coba tekan sifat buruk ini sesegera mungkin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://img.wattpad.com/e4ef317754c85581f16c515b310ca9db36d135c7/68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e6177732e636f6d2f776174747061642d6d656469612d736572766963652f53746f7279496d6167652f4d4d46386f695a7679506d7062773d3d2d3733373434393932322e313561343334396232353836313034313136353533303438343032302e676966" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="262" data-original-width="480" height="109" src="https://img.wattpad.com/e4ef317754c85581f16c515b310ca9db36d135c7/68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e6177732e636f6d2f776174747061642d6d656469612d736572766963652f53746f7279496d6167652f4d4d46386f695a7679506d7062773d3d2d3733373434393932322e313561343334396232353836313034313136353533303438343032302e676966" width="200" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-38533668202359783962023-08-24T14:26:00.008+07:002023-08-24T14:26:54.804+07:00LAGI-LAGI GARA-GARA UANG<p style="text-align: justify;">Uang membuat kita memiliki banyak pilihan. Tidak ada uang membuat kita harus membuang satu - satunya pilihan yang ada.</p><p style="text-align: justify;">Saya tahu, uang bukan satu - satunya alasan peristiwa yang akan saya ceritakan ini terjadi. Dan peristiwa ini bukan peristiwa langka yang hanya saya yang mengalaminya. Orang lain juga pasti ada mengalaminya, nahkan lebih buruk. Saya hanya perlu bertahan dan tetap melanjutkan hidup. Seperti yang orang lain lakukan.</p><p style="text-align: justify;">Tapi saya benar - benar marah dengan kenyataan yang harus saya dan keluarga saya alami.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Istri saya tidak bisa ikut pelatihan yang sangat Ia butuhkan untuk karirnya. Itu semua karena jadwalnya jatuh tiap weekend. Selama 4 bulan. Dari jam 10 pagi. Di Denpasar.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://globaleducation.s3.ap-south-1.amazonaws.com/globaledu/gif/corp-training.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="387" data-original-width="600" height="129" src="https://globaleducation.s3.ap-south-1.amazonaws.com/globaledu/gif/corp-training.gif" width="200" /></a></div><br />Itu sulit kami lakukan. Weekend adalah hari libur ibu saya mengasuh anak - anak. Saya gak bisa sendirian mengajak anak - anak main seharian. Ngasi maem, ngajak main, bobo-in mereka. Apalagi setiap saya yang nemenin mereka semua main, selalu gagal bikin mereka akur. Kalau enggak berantem, ada aja yang terpaksa dapet perhatian lebih sedikit dari yang lain. Itu karena cara main mereka yang berbeda. Si sulung harus bergerak. Lari - larian. Yang tengah minta di gendong. Sedangkan yang kecil gak bisa dilepas atau ditinggal, karena belum bisa jalan. Saya hanya bisa ngajak dua dari tiga anak saya. Sisanya musti dibantu ibu atau istri.<p></p><p style="text-align: justify;">Andai pelatihannya online, istri bisa saja mengikutinya dari kantornya. Sehingga dia bisa sambil kerja, dan mengambil ijin di pertengahan minggu karena weekend dia sudah kerja.</p><p style="text-align: justify;">Yang bikin berat istri saya adalah harus pisah dengan anaknya selama empat bulan. Waktu bersama anak yang selama ini sudah sedikit, makin sedikit. Belum lagi ibu saya, walau mungkin ibu saya tidak akan menolak, tapi akan ada momen meledak juga.</p><p style="text-align: justify;">Lalu, apa hubungannya dengan uang? Intinya, jika ada yang, pilihan kami akan lebih banyak, dan bahkan istri tidak perlu membuang peluang emas ini.</p><p style="text-align: justify;">Seperti halnya tadi pagi saat saya menjemput Nayaka. Di gang rumah saat dia berjalan ke gerbang rumah, dia berjalan dengan tubuh kecilnya. Berjaket merah dan helm di kepala. Sebelum benar - benar masuk gerbang, dia melihat ke saya lagi. Untung saya tidak segera pergi. Memang ingin memastikan dia benar - benar masuk rumah.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.tenor.com/VK1mu3E7yLUAAAAC/go-inside-into-the-light.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="278" data-original-width="498" height="112" src="https://media.tenor.com/VK1mu3E7yLUAAAAC/go-inside-into-the-light.gif" width="200" /></a></div><br />Di lambaian tangan terakhirnya dia tampak lemas dan tatapan yang sedih. Saya balas melambai, lalu dia masuk. Saya sangat sayang sama dia. Tapi juga sedih. Kasihan dia, harusnya dia dapat hal yang lebih baik. Yang lebih layak. Sekolah sekarang sudah baik, tapi harusnya bisa lebih baik. Dan ketika pulang, harusnya dia tidak perlu melihat orang tua tidak di rumah karena harus kerja. Setidaknya, harusnya ada satu yang bisa tetap di rumah untuk menemaninya.<p></p><p style="text-align: justify;">Saya memang terlalu lemah. Tidak sekuat orang lain menghadapi kenyataan seperti ini. Dengan menuliskannya seperti ini adalah cara saya menjaga otak saya tetap "waras".</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-3277526265210378582023-08-22T14:33:00.000+07:002023-08-22T14:33:08.310+07:00WEEKEND TERAKHIR TIDAK TERLALU MEMUASKAN<p style="text-align: justify;">Hidup seperti roda. Pernah mendengar pepatah ini? Harusnya sering. Tapi itu benar adanya. Setidaknya, itu terjadi kepada saya.</p><p style="text-align: justify;">Setelah bekerja keras beberapa minggu terakhir mengambil side hustle, bahagia banget ketika mendepositkan hasilnya ke salah satu instrumen investasi saya dan istri. Terharu. Akhirnya ada tambahan pemasukan. Terutama bagi saya yang tidak terlalu pandai melihat peluang. Yang terlalu lemah untuk lebih gigih lagi mengambil pekerjaan yang mungkin tersedia.</p><p style="text-align: justify;">Setelah kebahagiaan yang sesaat itu, akhir minggu ini tidak berjalan mulus.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/assets/images/repository/articles/7-kesalahan-05.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="500" height="200" src="https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/assets/images/repository/articles/7-kesalahan-05.gif" width="200" /></a></div><br />Saya sudah melakukan usaha sebaik mungkin. Semaksimal yang saya bisa. Namun tetap saja ada salahnya. Kesalahan ini bahkan lebih vital daripada kesalahan - kesalahan yang pernah saya lakukan.<p></p><p style="text-align: justify;">Saya sudah ada feeling sebelumnya. Pekerjaan kali ini tidak segreget biasanya. Padahal semua sudah berjalan lancar. Tidak terlambat, tidak ngantuk di jalan, sempet makan dulu, sempet istirahat dulu. Tapi auranya bener - bener berbeda. Ketika tengah bekerja pun rasanya susah sekali memberikan kinerja yang terbaik. Semua yang terjadi terasa tidak wajar. Alhasil, hingga selesainya hari, saya kecewa dengan kinerja saya. Bayaran yang saya dapatkan, tidak lagi terasa manis kala itu. Padahal kalau dirasa - rasa, saya tidak jelek - jelek banget kerjanya. Hanya saja, saya tidak puas dengan kinerja saya selama dari pagi hingga petang.</p><p style="text-align: justify;">Saya hanya bisa berdoa, di kerjaan selanjutnya bisa lebih memuaskan hasilnya. Dan semoga, hidup kita semua bisa lebih baik dan sesuai ekspektasi kita masing - masing, ya!</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-19744456870704686052023-08-21T09:18:00.002+07:002023-08-21T09:18:08.258+07:00MENYEPELEKAN MASALAH KECIL<p style="text-align: justify;">Jika kalian pernah membacanya, saya pernah bilang tentang pentingnya untuk tahu mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu bila dihadapkan oleh lebih dari satu masalah. Pilihannya akan berbeda tergantung masing - masing orang. Itu sangat subjektif. Penting bagi saya, belum tentu penting bagi orang lain.</p><p style="text-align: justify;">Ada yang akan mendahulukan pekerjaan yang membutuhkan waktu dan tenaga paling banyak, ada yang mendahulukan pekerjaan yang deadlinenya paling mepet, ada yang menyelesaikan pekerjaan yang efeknya paling besar bila tidak diselesaikan, atau ada yang mengambil kerjaan yang ringan - ringan dulu sehingga lebih banyak pekerjaan yang terselesaikan.</p><p style="text-align: justify;">Tapi, manapun masalah yang saya pilih, saya akan catat masalah - masalah yang belum saya ambil. Sekecil apapun itu. Walau kecil, bila diabaikan, bisa jadi besar. Saya gak pernah meremehkan masalah. <b style="background-color: #fcff01;">Sekali berkompromi dengan kesalahan yang terjadi, takutnya jadi kebiasaan</b>. Kalau masalah kecil saja gak bisa mengatasi, gimana mau mengatasi masalah yang lebih besar?<span></span></p><a name='more'></a><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://miro.medium.com/v2/resize:fit:670/1*7pnndhYlVEKsI-CwgtGVUQ.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="193" data-original-width="335" height="115" src="https://miro.medium.com/v2/resize:fit:670/1*7pnndhYlVEKsI-CwgtGVUQ.gif" width="200" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-14175802926389411232023-08-18T08:20:00.001+07:002023-08-18T08:20:22.514+07:00LEBIH BAIK DIOMONGIN DARI BELAKANG<div style="text-align: justify;">Silahkan bilang saya pengecut. Tapi saya gak terlalu suka dikritik langsung di depan saya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila menerima kritikan dari seseorang langsung di depan saya, respon saya biasanya hanya diam. Memikirkan apakah perkataannya benar, atau dia hanya tidak mengerti saya? Lalu bagaimana cara saya meresponnya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya bukan tipe orang yang spontan. Yang bisa bereaksi dengan cepat, dan tepat. Butuh waktu sekian menit, bahkan sampai puluhan, untuk mencerna semuanya dan mengambil sikap. Kekosongan yang terjadi ketika momen itu yang tidak saya sukai. Saya tidak suka kecanggungan yang akan terjadi. Bisa jadi orang yang mengkritik saya akan biasa saja. Tapi sayanya pasti terlanjur baper. Makanya saya lebih suka diomongin di belakang saja dan tahunya dari orang lain. Karena saya gak perlu langsung merespon. Kalaupun kepikiran, saya bisa mencari waktu untuk sendiri dan memikirkan semuanya hingga keadaan menjadi tenang.<span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.icegif.com/wp-content/uploads/calming-down-calm-down.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="281" data-original-width="500" height="112" src="https://www.icegif.com/wp-content/uploads/calming-down-calm-down.gif" width="200" /></a></div><br />Lain halnya bila yang datang kepada saya adalah ejekan. Ejekan adalah sesuatu yang harus direspon langsung. Ketika masih kecil atau remaja mungkin saya cenderung memberi respon emosional. Tapi sekarang, saya lebih kalem dan santai. Mau diejek apapun, paling ekstrem saya akan diam dan tertawa. Semakin kita merespon, orang akan makin senang ngomentarin kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Prinsip saya sekarang: <b style="background-color: #fcff01;">ga usah mikirin omongan orang yang dia sendiri ga mikir ketika mengucapkannya</b></div>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-78852869478549935652023-08-17T10:43:00.003+07:002023-08-17T10:43:39.098+07:00JANGANKAN MENETESKAN KERINGAT, MEMERAS DARAH PUN SAYA SIAP DEMI INI<p style="text-align: justify;">Minggu lalu ketika weekend hampr berakhir, saya kira itu adalah kali terakhir saya akan mengalami weekend paling abnormal dalam hidup saya. Weekend yang semestinya saya pakai istirahat mumpung dapat libur selama tiga hari, malah jadi akhir pekan tersibuk dan terberat dalam yang pernah saya jalani.</p><p style="text-align: justify;">Adik saya menawari pekerjaan yang bisa saya ambil tanpa harus meninggalkan pekerjaan di kantor lama. Saya tanpa ragu mengiyakan tawaran ini. Dua kali saya pernah menolak tawaran kerjanya, dan saya menyesal. kala itu saya masih naif. Belum punya tanggungan sehingga masih ambisius. Masih idealis. masih pengen berhasil di jalur yang saya sukai dan saya kuasai. Sekarang <b style="background-color: #fcff01;">jangankan memeras keringat, darah pun akan saya tumpahkan. Anak saya banyak</b>.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Apapun yang bisa menambah aliran cash flow keluarga saya akan saya ambil. Sakit, capek, penderitaan akan saya tahan. Andai dulu saya tidak menolak tawaran - tawaran dari adik saya, mungkin jalan cerita kami akan berbeda. Atau mungkin semua itu memang harus terjadi agar saya bisa ambil pelajaran dari saya. Sehingga sekarang saya menjadi ayah dan suami yang lebih baik.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://i0.wp.com/www.tsp-uk.co.uk/wp-content/uploads/2019/05/sisyphus.gif?fit=440%2C260&ssl=1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="260" data-original-width="440" height="118" src="https://i0.wp.com/www.tsp-uk.co.uk/wp-content/uploads/2019/05/sisyphus.gif?fit=440%2C260&ssl=1" width="200" /></a></div><br />Saya pernah bekerja sekeras seperti beberapa hari belakangan ini. Tapi kondisinya sekarang jauh berbeda. Usia, kondisi kesehatan, dan budaya kerjanya sangat tak sama. Dulu saya harus pulang malam agar dapat tambahan dari lemburan. Sekarang saya pulang malam karena memang keadaan. Kerjaannya memang baru bisa diselesaikan hingga malam. Itupun sudah kejar - kejaran.<p></p><p style="text-align: justify;">Dulu kerjanya masih bisa berteduh, masih bisa sambil minum, bahkan makan siang. Sekarang beli minum untuk bekal di lapangan pun tak sempat saking dikejar waktu. Alhasil kerja dari subuh hingga malam bisa sama sekali gak minum. Apalagi makan siang. Jangankan minum, berteduh pun tak bisa.</p><p style="text-align: justify;">Setiap perjalanan ke rumah rasanya mengharukan sekali. Lega banget karena akhirnya hari itu selesai juga. Saya pernah OSPEK, punya boss killer, atau bekerja dengan teman toxic. Semua gak seberapa dibanding apa yang saya alamin sekarang. Sering saya diam dulu di dagang pecel lele hanya beli teh hangat saking dehidrasinya. Atau ke Alfamart beli minuman dingin kalau ngerasa lagi butuh yang manis - manis. Sambil bengong dan merenung. Gini banget nyari uang. Gini banget capeknya ngumpulin rejeki.</p><p style="text-align: justify;">Dilihat dari luar, saya tampak sedang berjuang. Tapi dari dalam, saya gundah. Sampai kapan saya bisa bertahan? Sampai kapan kerja seperti ini bisa menolong saya? Apakah jalan ini bisa membantu saya mencapai tujuan?</p><p style="text-align: justify;">Tapi keadaan saya sekarang adalah pilihan terbaik yang saya punya. Ironis memang. Makanya, belajarlah. Kuasai banyak hal, jangan membuat musuh. Banyaknya koneksi akan membukakan banyak pintu rejeki. Dan <b style="background-color: #fcff01;">bila tak tahan dengan capeknya belajar, di masa depan kalian harus menahan sakitnya kebodohan</b> (seperti saya). Ambil pilihan - pilihan yang susah, maka hidup kamu akan mudah.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://miro.medium.com/v2/resize:fit:600/1*kLQyKjBC8l6C33_1WjGoAw.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="300" height="150" src="https://miro.medium.com/v2/resize:fit:600/1*kLQyKjBC8l6C33_1WjGoAw.gif" width="200" /></a></div><br />Karena bodoh dan tak berbakat, harus berjuang sekeras ini. Pengen nangis tapi air mata menolak keluar. Mungkin alam bawah saya sadar bahwa saya punya memori. Ingatan tentang menjadi saksi perjuangan orang - orang. Yang jauh lebih dulu, sejak dini mengerti, pentingnya punya uang. Mereka yang dalam sehari mengambil tiga pekerjaan berbeda. Mereka yang bekerja dari subuh, hingga malam hari. Sambil kuliah. Bila saya berhasil bertahan sekarang, saya akan bisa setara dengan mereka. Perjuangannya. Keberhasilannya.<p></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-27591843703530049812023-08-16T08:20:00.002+07:002023-08-16T08:20:31.525+07:00DEJA VU DIKASIHANI OLEH LIBRA<p style="text-align: justify;">Saya seperti mengalami <i>deja vu</i>. Pengalaman yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu. Bekerja dengan orang Libra, belajar hal baru. Dibanding dipekerjakan, saya lebih merasa dikasihani. Orang - orang ini memilih saya sebagai teman kerjanya terasa ingin membantu saya yang tidak pandai mencari penghasilan tambahan.</p><p style="text-align: justify;">Sayangnya, di kedua orang ini, saya sama - sama mengecewakan mereka. Yang satu secara halus tidak memanggil saya lagi untuk kerja bareng. Yang satu lagi, masih bertahan dengan saya, entah sampai kapan, walau sepanjang pekerjaan saya sering kena bentak, sikap yang keras, dan amarah.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Semua ini karena saya tipe orang yang <i>slow learning</i>. Gak bisa langsung berhasil di percobaan pertama. Musti dilatih berkali - kali, musti ngerasain banyak kegagalan dulu, baru bisa naik level. Saya juga orang yang <i>textbook</i>. Akan mengalami kendala kalau disuruh mencari tahu sendiri. Butuh mentor, atau setidaknya ada panduannya.</p><p style="text-align: justify;">Semua ini tidak cocok untuk dunia kerja masa sekarang. Yang dituntut dinamis, gesit, dan serba cepat.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn.hashnode.com/res/hashnode/image/upload/v1662608324713/zn3e8w41g.gif?w=1600&h=840&fit=crop&crop=entropy&auto=format,compress&gif-q=60&format=webm" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="420" data-original-width="800" height="105" src="https://cdn.hashnode.com/res/hashnode/image/upload/v1662608324713/zn3e8w41g.gif?w=1600&h=840&fit=crop&crop=entropy&auto=format,compress&gif-q=60&format=webm" width="200" /></a></div><br />Saya pribadi ingin menolak tiap tawaran yang dikasi. Sangat tidak nyaman membuat dan melihat orang kecewa kepada kita. Tapi saya benar - benar tidak berbakat. Saya merasa sangat bodoh dan tak berguna jadi manusia. Saya tidak apa - apa bila tidak dipanggil lagi. Itu hal wajar. Tapi saya juga gak nolak jika tetap dipanggil. Saya anggap saya masih diberi kesempatan mencoba untuk menjadi lebih baik.<p></p><p style="text-align: justify;">Saya sangat berharap di masa depan saya yang di posisi mereka. Memberi bantuan kepada orang lain. Bukan jadi yang dikasihani terus. Atau setidaknya, semoga saya bisa bekerja di bidang yang saya kuasi (atau saya sukai). Biar gak kelihatan bego - bego banget jadi orang.</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-65585845345370971532023-08-14T10:54:00.001+07:002023-08-14T10:54:13.219+07:00APLIKASI ANTRIAN BANK<p style="text-align: justify;">Ketika hidup lagi capek - capeknya, kartu ATM expired. Temen - temen yang duluan <i>ngeh</i>. Ada beberapa temen yang sudah gak bisa pakai kartunya. Saya sendiri meski expired di tanggal yang sama, sehari sebelumnya masih bisa menarik uang pakai kartu ini. Tapi buat berjaha - jaga, saya tetap akan menggantinya. Takutnya kartu ini gak bisa dipakai ketika lagi butuh banget.</p><p style="text-align: justify;">Yang bikin males ngurus kartu adalah sistem antrian yang berubah. Sekarang musti bikin antrian lewat aplikasi dulu, setelah itu antriannya bawa ke kantor cabang tempat mau mengganti kartu. Tak masalah sebenarnya. Hanya saja saya tidak suka dengan instansi - instansi yang dikit-dikit bikin aplikasi. Menurut saya ini tindakan yang kurang peka. Mungkin mereka yang menyusun pengadaan aplikasi ini adalah orang - orang dengan <i>handphone</i> berkapasitas besar. Mereka tidak pernah ngalamin hape nge-<i>lag </i>karena kepenuhan padahal galeri kosong. Ini semua hanya semata - mata karena banyak aplikasi yang tetap bergerak di belakang layar meski tidak sedang digunakan.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Tentu ini semua ada cara mengakalinya. Tapi, berapa banyak orang yang paham caranya? Mereka pasti tidak paham kalau pasar mereka bukan orang - orang muda yang aktif dan melek teknologi. Kita harus mengerti hal ini. Jangan dipaksakan. Sesuatu harus berbentuk aplikasi bila memang di dalamnya banyak <b style="background-color: #fcff01;">sistem lengkap disederhanakan dalam bentuk aplikasi</b>.</p><p style="text-align: justify;">Kenyataannya kan banyak aplikasi yang harus kita instal hanya untuk satu, syukur - syukur dua kegunaan saja.</p><p style="text-align: justify;">Padahal <b style="background-color: #fcff01;">semua bisa dibuat versi web</b> saja. Apakah mereka lupa kalau ada yang namanya website? Atau jangan - jangan mereka gak tahu kalau ada fitur di internet yang namanya website??</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.galaxyweblinks.com/wp-content/uploads/2023/01/oldpeoplewithcomputers-1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="322" data-original-width="580" height="111" src="https://www.galaxyweblinks.com/wp-content/uploads/2023/01/oldpeoplewithcomputers-1.gif" width="200" /></a></div><br />Agar bisa ikut antri ke bank, saya minta temen yang sudah install untuk nyariin saya antrian. Screenshot-nya saya bawa ke bank. Ternyata gagal. Selain minta nomor antrian, aplikasinya tetap digunakan untuk scan kehadiran di mesin yang ada di bank-nya. Terus kenapa nyari antrian di aplikasi juga???<p></p><p style="text-align: justify;">Setelah berhasil dapet antrian, temen saya ini pulang. Tinggal saya yang menunggu di bank.</p><p style="text-align: justify;">Antrian yang dipanggil tidak runut dengan angka yang kita miliki. Antrian yang kita dapat misalnya nomor 9, bisa jadi yang 11 duluan dipanggil kalau dia duluan scan aplikasi lebih dulu dari kita.</p><p style="text-align: justify;">Banyak nomor setelah saya dipanggil lebih dulu. Saya mulai khawatir karena nomornya terlalu jauh dari nomor saya. Hingga akhirnya teman saya yang lain yang scan aplikasi belakangan dari saya malah dipanggil duluan dari saya. Disitu saya sadar kalau ada yang salah. Saya nanya ke security, katanya karena hape yang dipakai ngambil antrian tidak bersama saya. Padahal ada temen saya yang sudah mencoba cara ini kemarin dan berhasil.</p><p style="text-align: justify;">Perut saya lapar. Dateng pagi - pagi gak pakai makan dulu menjadi sia - sia. Nunggu dua jam malah berakhir seperti ini. Security menyarankan saya untuk langsung ke meja CS saja bilang antriannya sudah lewat tapi gak terpanggil. Tapi saya putuskan balik ke kantor dulu, makan. Ngisi perut biar bisa berpikir tenang.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://cdn-web.ruangguru.com/landing-pages/assets/hs/giphy%20kenyang.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="479" data-original-width="500" height="192" src="https://cdn-web.ruangguru.com/landing-pages/assets/hs/giphy%20kenyang.gif" width="200" /></a></div><br />Perut sudah kenyang, tenaga sudah balik, saya putuskan untuk instal aplikasinya. Pada akhirnya. Meskipun tidak langsung saya pakai. Saya mau pakai saran security dulu. Jika gagal, baru pakai aplikasi langsung di bank-nya agar bisa langsung scan disana.<p></p><p style="text-align: justify;">Singkatnya, saran dari security ini berhasil. Aplikasinya tetap saya simpan di hape. Mungkin setelah selesai menulis tulisan ini saya hapus. Karena hape saya yang tua ini, meski memorinya besar, lumayan berasa bila dimasukkan aplikasi baru. Banyak fungsi dari fitur - fiturnya yang berubah. Lebih lelet, cepat macet, kadang restart sendiri.</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-31885034918680964012023-08-09T12:44:00.000+07:002023-08-09T12:44:02.191+07:00ALASAN SAYA TIDAK MENYEBARKAN METODE SAYA MEMBELI SAHAM<p style="text-align: justify;">Saya kaget karena seorang teman meminta saya membuatkan <i>trading plan</i> untuk sebuah saham. Dia juga meminta saya membagikannya ke grup. Mungkin tujuannya untuk bahan diskusi. Walau pada akhirnya temen yang nyuruh ini membagikan pula <i>plan</i> untuk saham yang sama. Saya positif saja. Mungkin biar anggota grup lain bisa membandingkan sekalian belajar sehingga kedepan bisa membuat <i>plan</i> sendiri.</p><p style="text-align: justify;">Selama ini kalau saya membagikan <i>plan</i> ke forum, biasanya hanya berupa gambar, pola - pola yang terbentuk, serta posisi dua target kenaikan terdekat, serta support-nya (<i>base</i>). Kalaupun isi titik <i>cutloss, </i>biasanya itu hanya formalitas. Karena saya sendiri dalam mengeksekusi saham yang saya gambar, caranya tidak demikian.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://trendlyne-media-mumbai-new.s3.amazonaws.com/post-files/2023-06-09/None-10c6309554a740608096c4e13a2cc902.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="600" height="113" src="https://trendlyne-media-mumbai-new.s3.amazonaws.com/post-files/2023-06-09/None-10c6309554a740608096c4e13a2cc902.gif" width="200" /></a></div><br />Pertama adalah <b style="background-color: #fcff01;">menentukan saham yang ingin ditradingkan</b> atau diinvest. Cara menentukannya tergantung. Bisa lain - lain tergantung momen. Kadang hasil nyari sendiri lewat bandarmologi, atau lihat pergerakan pasar saham dalam sehari itu atau rentang waktu tertentu, atau berita. Hal ini paling penting karena hubungan saya dengan suatu saham bisa berlangsung sangat lama. Bisa bolak balik taking profit lalu beli lagi kalau sahamnya masuk ke area beli lagi setelah sempat naik. Itulah alasan saya harus benar - benar menemukan saham yang bisa saya percaya. Bisa membuat saya betah membelinya lagi setelah sempat saya jual separuh. Karena cara beli dan jual saham saya seperti itu.<p></p><p style="text-align: justify;">Kedua: <b style="background-color: #fcff01;">menentukan area - area support yang nanti akan saya jadikan titik beli</b>. Area belinya bisa lebih dari dua titik. Sehingga saya tidak bisa <i>all in</i> dalam membeli saham. Agar saya bisa membelinya ketika harganya turun ke support selanjutnya. Ini juga jadi alasan saham yang saya beli harus bisa saya percaya. Agar saya nyaman menyimpannya meski saya dibawa turun dan menahan kerugian yang besar sampai dia mencapai titik beli yang baru di bawahnya. Atau sampai dia balik dari <i>loss</i> ke profit.</p><p style="text-align: justify;">Gimana kalau harganya sampai mentok ke dasar? Beranikah tetap membelinya? Makanya disini perlu memilih saham yang ngasi kamu keberanian untuk membelinya bahkan di harga paling rendah sekalipun. Memberi kepercayaan bahwa suatu saat dia akan bangkit. Kenapa dia bangkit? Karena kalau saham kamu dari perusahaan yang bagus, pasti ada yang mau membelinya.</p><p style="text-align: justify;"><b style="background-color: #fcff01;">Beli dengan sistem piramid</b>. Lebih spesifiknya: saya pakai konsep 3:1. Jika saya beli harga yang lebih rendah, saya beli 3x lebih banyak dari jumlah lot yang telah saya miliki. Kalau beli di harga atas (<i>average up</i>) saya beli sepertiga dari lot yang saya punya. Tujuannya adalah ketika melakkukan <i>average down, </i>harga rata - rata saham yang saya miliki bisa sedekat mungkin dengan harga pembelian terakhir saya untuk saham itu. Dan kalau saya beli di harga atas, agar harga rata - rata saham saya tidak berubah jauh.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://media.licdn.com/dms/image/D4D12AQGo5b2e5kEYWQ/article-cover_image-shrink_600_2000/0/1665606782276?e=2147483647&v=beta&t=mRCf7-jtoFWKMaFec7CgoJpDLD_7IYGwc6pDDt08YFo" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="384" data-original-width="640" height="120" src="https://media.licdn.com/dms/image/D4D12AQGo5b2e5kEYWQ/article-cover_image-shrink_600_2000/0/1665606782276?e=2147483647&v=beta&t=mRCf7-jtoFWKMaFec7CgoJpDLD_7IYGwc6pDDt08YFo" width="200" /></a></div><br />Tapi saya jarang melakukan <i>average up</i>, kalau harganya sudah melewati resisten pertama yang saya tentukan, biasanya saya akan taking profiti separuh. Lalu saya akan biarkan entah kemana dia mau pergi. Kalau dia naik, tinggal pasang <i>trailing stop</i>. Jual bila harganya turun ke support yang baru terbetuk di atas. Kalau dia turun mendekati harga beli yang pertama kali, saya akan jual setidaknya jangan sampai rugi biaya admin. Lalu akan saya beli lagi di bawah. Di area titik - titik beli yang pertama kali saya tentukan sebelumnya.<p></p><p style="text-align: justify;">Cara-cara ini sangat melelahkan, membosankan, merepotkan, <b><i>aneh dan tak biasa</i></b>, tapi konsisten memberikan saya cuan. Tidak semua bisa dan mau melakukan ini. Makanya tidak saya sebarkan ke sembarang platform</p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4696826444321521553.post-28775604458280368432023-08-08T10:19:00.001+07:002023-08-08T10:19:07.137+07:00MENUNDA KESENANGAN SAAT INI, UNTUK KESENANGAN YANG LEBIH BESAR DI MASA DEPAN<p style="text-align: justify;">Saya gak tahu di umur berapa saya bisa mengajarkan hal ini ke anak - anak. Di satu sisi, adik - adiknya masih belum bisa diajak berkomunikasi. Sedangkan Nayaka, sedang di fase memberontak. Tidak mau didoktrin terlalu keras. Masih pengen bebas. Musti pelan - pelan banget dan hati - hati sekali ngasi taunya. Bila tidak, akan mental.</p><p style="text-align: justify;">Fase ini akan segera berlalu. Cepat atau lambat. Bila kami bisa memberi tahu dia dengan logika yang masuk akal, jelas, dan menyenangkan, Nayaka pasti mau. Hanya butuh sedikit lebih sabar.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p style="text-align: justify;">Kenapa kemampuan menunda ini penting? Karena ini terjadi kepada saya. Kepada istri saya juga, Dwi. Saya sangat gampang menunda. Gak kuat mengalami tekanan. Dan sering bingung sehingga menjadi bimbang. Sedangkan Dwi, walaupun jauh lebih tangguh dari saya, kelemahannya adalah kurangnya inisatif, selalu ragu, dan tak tahu mana yang benar - benar prioritas.</p><p style="text-align: justify;">Makanya, sebelum terlambat, saya ingin anak - anak saya mengerti, dan menjalani prinsip ini. <b style="background-color: #fcff01;">Mau dan bisa</b> menunda kesenangan sesaat yang tersedia saat ini, untuk mendapatkan reward yang lebih besar di masa depan. Penerapannya sangat sulit. Saya dan istri pun masih belajar melakukannya. <b style="background-color: #fcff01;">Kadang berhasil, tapi masih banyak gagalnya</b>. Karena kunci agar mindset ini bisa tertanam di kepala adalah tahu mana <u><i><b>prioritas dan ketahanan diri</b></i></u>.</p><p style="text-align: justify;">Untuk tahu skala prioritas, visi kita terhadap sebuah hal harus luas. Resikonya apa saja, dan efek bila berhasil apa? Kemudian membandingkannya dengan pilihan lain yang tersedia.</p><p style="text-align: justify;">Awalnya akan butuh waktu untuk memutuskan. Namun lama - lama akan terbiasa karena akan sadar, ada satu benang merah yang bisa ditarik. Suatu kesamaan dari pilihan - pilihan yang selama ini kita ambil. Pilihan yang didasari oleh kemampuan mengenali diri yang seiring waktu juga sama baik. Semua ikut berproses. Dan tak akan berhasil bila tak sering dicoba. Sering dilatih. Gagal di percobaan pertama itu amat sangat WAJAR. Hampir mustahil seseorang bisa berhasil di percobaan pertama.</p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya, penerapan prinsip ini, akan membawa hidup kita jadi lebih efisien. Lebih maksimal. Optimal. Makin mendekat ke kesuksesan.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://miro.medium.com/v2/resize:fit:800/1*cLmXOO58lYYrcq_xpJDJVg.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="276" data-original-width="400" height="138" src="https://miro.medium.com/v2/resize:fit:800/1*cLmXOO58lYYrcq_xpJDJVg.gif" width="200" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>TUKANG CoLoNGhttp://www.blogger.com/profile/05587473057954024278noreply@blogger.com0