DUA KALI HAMPIR GAGAL, AKHIRNYA HAL INI YANG BIKIN SAYA GAK LOLOS...


Tahun ini akhirnya ada lowongan CPNS setelah beberapa tahun ditiadakan. Awalnya saya kira lowongan ini cuma hoax. Kerjaan pembuat web yang pengen dapet traffic dari masang judul palsu. Tehunya beneran. Saya menyadarinya ketika sudah mendekati akhir - akhir masa pendaftaran. Melihat banyak orang yang bahas dan beneran daftar, saya akhirnya tarik kesimpulan: kali ini lowongannya ga bohong.

Meski bapak Jokowi melakukan moratorium penerimaan CPNS selama beberapa tahun, beberapa kali di Bali tetap ada penerimaan pegawai kontrak di lingkungan pemda. Yang terbaru adalah penerimaan pegawai untuk Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM).

Pertama kalinya saya melihat pegawai kontrak RSBM di acara jalan santai dalam rangka perayaan HUT Pemprov Bali ke-59 . Mereka memakai baju yang seragam, berwarna biru dengan tulisan RSBM berukuran cukup besar di dada sebelah kiri. Mereka datang tepat waktu, sangat antusias mengisi daftar hadir, dan mengikuti jalannya acara dengan semangat. Entah semangat karena masih baru, gajinya gede, atau takut dipecat dan diganti oleh pelamar lain kalo males. :p

Konon gaji mereka mencapai 6 jutaan. Jauh berlipat - lipat dari gaji saya. Tau gini dulu ikut ngelamar juga ya? :)). Tapi kayaknya gak nyari posisi untuk jurusan saya. Hm.. sayang banget.

Besarnya gaji ini konon sesuai dg target RSBM untuk pendapatan daerah yang juga tinggi. Target besar, reward juga besar jika mereka mampu memenuhi target pemasukan ke pendapatan daerah. Penghasilan yang diserahkan ke pemprov yang besar dan insentif untuk pegawainya yang dari sekarang sudah tinggi dan akan makin tinggi, lama - lama RSBM jadi mirip dinas pendapatan.

Seperti halnya juga dinas pendapatan, persaingan pegawainya jadi makin ketat. Yang sudah di dalem harus sekuat tenaga agar bisa bertahan agar tidak ketendang karena posisi di istansi-instansi yang basah seperti itu pasti jadi incaran banyak orang. Itu mungkin alasan yang membuat para pegawe kontrak baru ini rajin setor muka di kegiatan - kegiatan pemprov. Biar gak kegeser oleh calon pelamar yang sudah antri. :))

Saking besarnya prospek RSBM ini, bapak kepala BKD sendiri sampe turun gunung ngetes para pelamar pas seleksi kemarin. Padahal jika beliau bisa, tinggal nyuru panitia seleksi aja kan? Menteri aja gak pernah ngetes langsung para pelamar CPNS di kementeriannya. Ini menandakan pemerintah dan panitia sangat konsen dengan RSBM dan calon pegawainya.

Dan terbukti selain mampu melihat kemampuan dan kecakapan para pelamar, selera kepala BKD emang juara. Ketika jalan santai itu, saya lihat dari 10 cewe pagawe kontrak RSBM, 9 diantaranya cakep. Yang satu sisanya juga cakep, cuman bukan tipe ya. Sayangnya saya hanya bisa mengamati, bukan memiliki. Tipe mereka mana mungkin kaya saya. :(.

Balik lagi soal CPNS, tahun ini yang ngadain adalah dari kemenkumham. Yang bikin saya kurang antusias dengan bukaan CPNS tahun ini selain karena mengira ini berita bohong, juga karena yang ngadain adalah kemenkumham. Karena ada syarat tinggi badannya.

Beberapa tahun lalu saya pernah ikut tes kesini, dan saya gak lolos di tinggi badan. Diukurnya di depan umum dan saya diketawain oleh panitia dan pesertanya. Sampe sekarang masih trauma.

Waktu tahun itu tahap pertamanya adalah penyerahan berkas - berkas. Salah satunya adalah surat keterangan dokter. Dalam surat keterangan dokter itu juga tertera tinggi dan berat badan. Tapi waktu itu datanya boleh saya isi sendiri.

Saya tulis aja dong angka tinggi badan saya di atas ambang batas yang dipersyaratkan oleh panitianya. Padahal saya sendiri lupa tinggi saya yang sebenarnya berapa? Terakhir ngukur pas tes masuk universitas.

Ketika diukur oleh petugas saat verifikasi berkas, ternyata tinggi saya kurang lagi 2 cm dari yang ditentukan.

Dalam hati saya reflek ga terima. Saya menaikkan kaki secara diam - diam biar mencapai tinggi yang dipersyaratkan. Padahal saya sudah berusaha keras jinjit tanpa ketahuan, eh panitianya tetep lihat. Sering makan wortel kali panitianya.

Saya dipergoki keras - keras dan beramai - ramai sampai semua peserta yang sedang menunggu panggilan menoleh ke arah saya. Malu karena disaksikan oleh orang banyak mengalahkan rasa malu + kecewa karena gagal jadi CPNS.

Namun dua minggu menjelang penutupan pendaftaran, datang seorang teman membawa kabar. Posisi yang bisa saya tempati gak isi persyaratan tinggi badan. Dia langsung ngirim ke email saya pengumuman resmi dari kemenkumham biar saya lihat langsung.

Benar saja, jabatan yang sesuai dengan pendidikan saya gak mensyaratkan tinggi badan. Bahkan ada posisi yang mesyaratkan tinggi badan, tapi masih di bawah tinggi badan saya. Jadi kalo saya nyari posisi itu tetep masuk kriteria.

Semangat saya datang lagi, seketika itu saya ngurus berkas - berkasnya.

Saya bawa semua dokumen yang harus diunggah ke kantor. Kebetulan ketika itu hari raya Pagerwesi, kantor sedang libur. Sengaja saya nyari hari libur biar ga ada temen yang tau saya ikut tes ini. Biar gak heboh aja, belum lagi malunya kalo sampe gak lolos.

Surat lamaran dan pernyataan saya prirnt semua, lalu saya scan. Saya scan dan fotocopy e-KTP (cara baca yang bener: KTP-el), dan selanjutnya scan ijasah.

Dan hambatan pertama mulai muncul.

Ternyata ijasah ketinggalan di kampung. Kirain sudah tergabung jadi satu bendel dengan dokumen - dokumen penting lainnya..

Saya putuskan untuk pulkam hari itu juga.

Komputer saya matikan. Semua colokan saya cabut, dan sampah saya bawa pulang. Pokoknya jangan sampai menyisakan jejak. Kembalikan semua dalam keadaan semula.

Nyampe rumah, ambil ijasah, langsung pergi nyari tempat scan. Ibu cuma bisa melihat anaknya yang cuma setor muka doang sebentar tapi sudah pergi lagi.

Saya rencananya memindai ijasah di Semarapura. Kota sebelahnya kabupaten tempat saya tinggal, tapi jaraknya dari rumah lebih dekat daripada rumah ke kota kabupaten sendiri. Maklum, rumah saya dekat perbatasan.

Semarapura sudah sangat berkembang, sudah cukup maju. Banyak perubahan disana - sini. Sudah lebih cantik dibanding saat pemerintahan bupati sebelumnya. Tapi dibanding Denpasar, masih tergolong kota kecil. Dan saya agak pesimis bisa nemu tempat memindai disini.

Sesaat setelah memasuki kecamatan Dawan, saya perlambat laju motor sambil melihat kiri - kanan. Tidak terlihat ada fotocopyan yang buka. Saya langsung injek gas menuju Semarapura, tapi motor gak mau jalan. Oh saya lupa, saya bawa motor.

Lokasi pertama, dan tujuan utama saya adalah fotocopy di selatan monumen Puputan Klungkung.

"Mas, bisa scan?"

"Bisa (syukurlah). Ukuran kertasnya berapa?"

"Ukuran se-ijasah ini."

Saya tunjukkan ijasah yang mau saya scan dan kasi ke masnya sekalian ngasi flashdisk untuk menyimpan file scan tersebut. Mas - masnya pergi ke ruang tempat mesin scan. Mesinnya masih scan tunggal. Gak kaya di kantor saya yang merangkap bisa untuk fotocopy, fax, bikin teh, nyuci baju, dan setrika.

Ga berapa lama, masnya balik dan mengembalikan flashdisk saya yang kini sudah berisi file ijasah yang sudah di-scan.

"Totalnya 8000 mas."

Wtf. Saya baru tahu kalo sekarang harga scan semahal itu. Kebiasaan scan di kantor soalnya. Ketika balik ke kantor nanti saya akan lebih menghargai printer scanner di kantor setelah tau tarif scan di luar. *peluk cium printernya*

Okey, data semua sudah lengkap, tinggal upload.

Masalah kedua dari kota ini selain susahnya nyari tempat scan adalah nyari internet. Thetering dari hape pun meragukan karena kualitas sinyalnya. Di Denpasar saja saya sering susah sinyal. Operator yang saya pakai bukan yang terkenal karena sinyalnya kuat. Saya beli karena kuotanya paling murah dan kualitas sinyalnya di Denpasar gak terlalu jauh dengan operator lain. Toh saya lebih sering internetan di Denpasar daripada di kampung. Cuman kadang - kadang saja dia lelet. Saya orangnya menerima apa adanya soalnya. #tsaah

Gak begitu susah sebenarnya nyari tempat scan adan wifi di Semarapura atau Klungkung. Referensi saya saja yang sedikit. Saya sudah lama tidak ke kota ini. Kesini pun cuma sebentar, atau sekedar lewat.

Tempat wifi yang saya tau hanya dua. Telkom, dan cafe internet langganan.

Telkom penuh. Padahal di Semarapura ada dua Telkom, semuanya penuh. Alternatif terakhir yang ada di pikiran saya adalah cafe internet langganan.

Ketika saya kesana luarnya masih ga ada perubahan. Dalemnya yang bikin pangling. Saya awalnya bingung mau duduk dimana. Untungnya ada satu tempat duduk yang gak berubah dan gak ada yng duduk disitu.

Ga pake ba-bi-bu, saya colokin laptop, nyalain, konek ke wifi, masukin password yang dikasi kasir.

Masukin 1 kali, gagal.

Masukin 2x, gagal.

Masukin entah yang keberapa kali, tetep gagal.

Terngiang - ngaing suara mbak - mbak seksi yang sempet saya lihat di TV, "Masukin gitu aja kamu ga bisa mas, gimana mau masukin aku? ;)"

Bodo amat dah, saya nyerah. Keburu abis waktu saya kalo cuma ngurus ginian. Saya langsung ke kasir memastikan password yang dia kasi bener. Padahal dulu saya yang ngetawain pelanggan yang ke kasir gara - gara gak bisa konek. "Gitu aja ga bisa. Ckckck", batin saya ketika itu. Sekarang kualat saya.

"Username-nya sudah bener 'sukra'?" tanya kasirnya.

Oalah! Ternyata saya salah memasukkan usernama. Saya ketuker antara username dan password yang kasir berikan. Tanpa menjawab pertanyaan dari kasir saya langsung mengakui kekeliruan saya.

Di detik ini saya merasa gak ada gunanya dilahirkan. :'(

Kembali ke laptop, saya buka halaman BKN. Bikin akun, login ulang, masukin biodata, dan ikuti semua alur pendaftaran online yang diminta. Sampai pada tahap saya harus memasukkan tempat lahir yang tertera di ijasah.

Saya tulis sesuai ijasah. Lagi - lagi gagal. Sistem webnya menolak. Tempat lahir di KTP dengan tempat lahir di ijasah ternyata harus sama. Di KTP saya memakai lokasi yang benar sesuai dimana saya lahir, sedangkan di ijasah memakai alamat saya berada sekarang. Osyit.

Kalo ga salah itu karena saya ngikutin lokasi lahir yang ada di rapor dan ijasah jenjang pendidikan sebelumnya. Ya ampun.

Nanti kalo saya punya anak saya bakal ngingetin dia dengan sangat tegas untuk samakan lokasi lahirmu dimanapun kamu tulis nak!

Akhirnya saya tulis lokasi lahir saya sama dengan lokasi di KTP. Barulah sistemnya mau. Di tahap ini saya mulai lemes. Rasanya saya gak mungkin lolos administrasi karena satu persyaratan tidak bisa saya penuhi, dan bakal ketahuan ketika panitia seleksi melakukan verifikasi.

Tahap selanjutnya adalah upload berkas. Saya colokin flashdisk yang berisi file - file dan scan ijasah ke laptop. Masih dalam keadaan lemas. BOOOM! Jendela Smadav muncul tiba - tiba. Mengagetkan saya dan bikin saya lupa akan kelemasan saya.

Puluhan virus terdeteksi di flashdisk.

Ini pasti gara - gara dicolokin di tempat scan tadi. Aturan harusnya saya pakai CD aja pas scan tadi.

Untungnya semua aman terkendali. Saya scan laptop dan flashdisk saya. Semua aman dari virus. Virus - virus yang tadi ditangkap langsung dikarantina dan file - file saya mampu terselamatkan tanpa ada yang hilang.

Saya pun kembali ke situs BKN dengan tenang. Saya klik tombol 'unggah'.

Gak ada tampilan yang bisa saya klik untuk bisa unggah file.

Saya klik sekali lagi, hasilnya tetap sama.

Dua kali, tiga kali, sampai percobaan yang entah keberapa tak ada perbedaan. Saya mulai cemas jikalau saya melakukan kesalahan. Karena kata teman dan situsnya pun sudah dicantumkan kalo input data ga bisa diulang, hanya satu kali dan TITIK. Kaya bilang putus dan gak bisa balikan lagi. Kelar udah.

Saya mematung memandangi layar. Di layar menampilkan warna dasar putih, dengan tabel berisi nama saya dan tombol untuk mencetak kartu peserta. Saya klik tombol, muncul kartu peserta beratas namakan nama saya. Saya klik lagi, muncul kartu yang sama.
begini bentuk kartu peserta yang muncul (bukan punya saya, ngambil dari internet)

Saya diam sejenak. Kenapa saya sudah ada kartu pesertanya padahal belum upload file?

Saya baca lagi persyaratannya, dan saya merasa bego kedua kalinya malam itu. Ternyata posisi yang saya cari bukan mengharuskan saya upload file, tapi mengirimkannya lewat pos.


Terus uang 8000 untuk scan gimana nasibnya???

Saya pun pulang dengan lemas dan ketawa sendirian. Saya gak mampu lagi mengomentari ketololan saya hari ini. Hanya ketawa yang saya. Konyol.

Secercah semangat balik lagi karena saya dapat kabar dari temen kalo lokasi lahir di ijasah dan KTP boleh berbeda. Fiuh.

Besoknya saya sudah di kantor lagi. Libur hari raya Pagerwesi hanya satu hari. Temen - temen kantor gak ada yang curiga. Waker (pemegang kunci) kantor pun gak curiga. Orang kantor yang tahu saya ngurus lamaran CPNS ini cuman Dewi dan mbok Sekar. Itu pun mbok Sekar tahu gara-gara saya ngeprint kartu peserta di kantor pas dia lewat. Udah ketahuan, printernya gak bisa ngeprint warna. Printer yang bisa ngeprint warna cuma komputernya bli Komang di lanta 3.

Lagi - lagi saya harus kecewa untuk kesekian kalinya karena sudah nyari ke lantai 3, ternyata komputernya dikasi password.

Saya putusin ngeprint di luar. Saya ngeprint deket kosan sekalian ke kosan ngambil titipan minyak kelapa ibu saya yang dipesen temen - temen kantor. Sangar, di tempat saya ngeprint ditempel foto dua cewe sedang mencoba ngeprint ga bayar. Mereka ketangkep kamera sedang memasukkan hasil cetakan ke dalam tas. -___-"

Singkat ceritanya lagi, semua berkas sudah lengkap. Dewi ikut bantu nempel-nempel dan ngegunting. Makanya dia  terpaksa saya kasi tahu saya ikut tes CPNS ini, buat dimintain tolong. :))

Saya jalan kaki menuju kantor pos. Kantor pos Bali pusatnya deket kantor saya. Bahkan kantor kemenkumham wilayah Bali ada di sebelahnya. Andai berkasnya bisa saya kirim sendiri dan gak perlu dicap pos, mending saya sendiri yang ke kantor kemenkumham langsung. Nanggung banget, deket ini.

Ngirimnya pun pake pos express. Sebenarnya bisa pake yang biasa, tapi ada keraguan dalam diri saya jangan - jangan meski lokasi kantor pos dan kemekumham sebelahan, karena birokrasi di intern kantor pos, surat yang dikirim lewat pos reguler jarak jauh maupun dekat tetep sampainya 4 hari. Jadi, buat jaga - jaga aja.

Di dalem kantor pos udah banyak yang antri. Diantaranya banyak juga yang bawa map coklat ditempeli dua kertas putih berbentuk persegi seperti yang saya bawa. Saya balik amplop saya biar ga keliatan kertas putih yang berisi alamat tujuan dan alamat pengirim ini. Gapapa sih kalo meteka tahu saya ikutan melamar, tapi ga pengen terlalu kentara aja. :D

Contoh amplop para pelamar, termasuk amplop saya :D

Dasar otak jahat, saya bukannya memandang orang - orang ini sebagai teman, saya malah berpikir mereka ini adalah saingan. Orang - orang yang membuat peluang saya keterima makin kecil.

Sungguh pemikiran yang gak baik. Jangan ditiru ya teman - teman.

Saya dapet nomer antrain 123. Nomer cantik.

"Petanda baik nih!" batin saya penuh percaya diri.

Lalu tiba - tiba para teller di tiap nomor mengeluarkan papan pengumuman bertuliskan sistem sedang down/error.

Pelayanan pos offline sementara.

Yaelah. Bener - bener gak dikasi seneng  walau sebentar sama Dewa Kemenkumham.

Sebagian orang memutuskan pergi. Saya gak bergeming dari tempat duduk saya. Cuaca di luar panesnya bikin males buru - buru balik kantor. Mood juga berantakan gara - gara kejadian sistem offline ini, bikin kaki lemes gak kuat jalan. Ditambah ada beberapa mbak - mbak cantik yang juga tetep nungguin, lumayan ada yang bisa diliat selama menunggu sistemnya normal lagi. :p


Namanya nunggu, apalagi sesuatu yang gak pasti, 5 menit aja terasa lama. Dan ketika itu kayanya saya nunggu sampai kurang lebih setengah jam baru sistemnnya nyala kembali.

Karena banyak yang pergi, antrian saya jadi cepet. Hitungannya jadi sama sih, seandainya sistemnya gak mati saya bakal tetep dipanggil di jam segini.

Dari banyaknya kendala yang sudah saya lewati, rasanya gak bakal ada hal aneh lagi yang akan menimpa saya.

Saya pun pulang, dan diminta menanda tangani beberapa berkas administratif untuk keperluan pembuatan laporan

Kemudian saya sadar.

Tanda tangan saya di surat lamaran dan pernyataan (tanda tangan terbaru saya) beda dengan tanda tangan di KTP (yang saya buat 4 tahun lalu).

T E R C Y D U Q


3 bukan komentar (biasa):

Bimo Aji Widyantoro said...

hehehe... mas kok bisa gitu :D
gak apa-apa namanya juga pengalaman hidup, perlu sedikit ngelucu biar hidup gak garing. Semoga aja tahun ini beneran keterima ya mas. Saya sebenarnya pengen daftar juga sih tapi ngeliat daftar lowongannya gak ada yang mengarah ke teknik makanya mundur dengan harapan siapa tahu tahun depan buka lagi di kementrian AGTR

Nadia K. Putri said...

Omg... segitu rempongnya ya tes CPNS. Duh, gak kebayang deh, asli...

Toko furniture online said...

Terus jadinya diterima apa ndak mas.

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI