Yang Katanya HUT Kota Gianyar 2015


Saya suka Ubud. Diam disana meski sebentar rasanya damai sekali. Lama saya gak kesana. Selama ini saya hanya lewat, tidak mampir. Saya dengar Ubud mulai rame, parkir susah, macet, dan makin bising. Tapi gak membuat pemburu kedamaian mengurungkan niat pergi kesana.

Ubud hanya salah satu spot yang saya sukai dari kabupaten Gianyar. Masih banyak destinasi di Gianyar yang saya sukai. Monkey Forest, Istana Tampak Siring, hamparan terasering di Tegallalang, dan yang paling saya kagumi dari Gianyar adalah karya seni yang tercipta. Setiap ada pergelaran budaya seperti Pesta Kesenian Bali misalnya, pertunjukkan dari kabupaten Gianyar yang paling saya tunggu. Hingga pada akhirnya kota Gianyar berulang tahun bulan April ini. Saya tidak melewatkan kesempatan untuk menyaksikan pesta seperti apa yang yang akan dihelat oleh pemerintah kota tahun ini?

HUT Kota Gianyar berpusat di Lapangan Astina, tepat di jantung kota. Jauh - jauh hari saya sudah tandai kalender tepat di tanggal saat diadakannya serangkaian perayaan HUT Kota Gianyar. Sayangnya dari seminggu lebih pesta ini digelar, saya hanya bisa mampir satu hari karena terbentur kerjaan di kantor. Saya tiba disana hari sudah mulai sore. lapangan belum cukup ramai. Tampak beberapa acara bahkan sudah mau selesai dan bersiap untuk acara malam hari. Gapura besar menyambut semua pengguna jalan yang melewati depan lapangan Astina. Penjor - penjor berdiri cantik melambai ke pengendara yang lewat dan pejalan kaki sepanjang trotoar. Stand - stand dihias dengan kreatif, dan tidak meninggalkan ciri khas Bali. Bahkan pohon - pohon di pinggir jalan tidak terlewatkan untuk dihias.


 
 

Hari itu jadwal acaranya cukup padat. Tema hari itu adalah KULINER. Buat saya yang doyan makan, ini adalah surga, meski besok pagi saya musti musuhan dengan timbangan, celana jadi makin kecil, dan entah gumpalan tak senonoh apa ini? *elus - elus perut yang membuncit*

Rangkaian acara hari itu antara lain lomba busana hotel; lomba memasak berbahan dasar ikan; loma memasak nasi goreng anak - anak SD; lomba masakan kreasi bebas; lomba jajan, makanan, dan minuman khas; Fruits & Vegetables Curving, Pameran kuliner tradisional dari 7 kecamatan yang ada di kabupaten Gianyar, lomba bartender dan atraksi jugling, dan puncaknya adalah demo chef.

 Waktu saya dateng sedang diadakan lomba bartender. Bartender dari salah satu cafe besar di Bali sedang memainkan gelar dan sesekali menuangkan minuman di gelas tersebut gelas lain. Cuma mau nyampur dan nuang minuman aja sampe joget-joget begini. Niat banget. Kebayang kan gimana gaya mereka kalo bartender-bartender ini pengen ona*ni, gimana gaya mereka mengocok si birdy di WC.

Mbok jamu mustinya belajar atraksi sirkus sama bartender biar makin banyak yang suka belanja ke dia. Cuman buat yang lagi haus banget, harus sabar nunggu minumannya selesai dikocok.


Berjarak dua blok dari stand lomba bartender ada stand pameran produk unggulan dari kabupaten Gianyar, dan beberapa kota di seluruh Indonesia. Yang menarik saya malah bukan produk yang dipamerin disini, tapi stand kecil yang ada di ujung pameran ini. Tampak banyak anak remaja tampak seru melihat dan sesekali memegang baju mirip pakaian astronot. Saya pun mendekat.

Motif loreng - loreng dominan di tenda ini. Jelas ini bukan stand P3K. Saya amati lagi dari luar tampak di dalam banyak orang melihat - lihat barang yang sedang dipamerkan. Berati kesimpulan saya bahwa ini bukan stand P3K benar. Stand P3K apaan isi barang pameran, emang siapa yang mau dipamerin? Pasien?

Yang membuat saya bingung adalah baju astronot yang dipamerin di depan tenda. Apa hubungan motif loreng dengan baju astronot? Apakah ini seragam tentara yang mau dikirim ke luar angkas untuk tugas perdamaian galaksi?

Saya tanya bapak - bapak plontos berpakaian tentara yang jaga pameran, ternyata mereka dari JIHANDAK! Pasukan Penjinak Bahan Peledak dari TNI. Mirip dengan gegana polisi. Orang yang jadi penjinak bom ini asuransi jiwanya pasti gede banget. Batas antara hidup dan mati mereka tipis banget. Mereka akan merayakan setiap harinya layaknya itu adalah hari terakhir mereka. Memang sih pakaian ini melindungi mereka dari ledakan, tapi kalo sudah terpental akibat bom bertenaga kuat, tetep aja bikin badan patah - batah akibat terlontar jauh.

Sayang mereka gak membuka stand pendaftaran anggota. Saya kan juga pengen melamar jadi Jihandak. Bom saja bisa saya ledakin, apalagi menjinakkan hati orang tua pacar. Tul gak?


Geser ke sebelahnya ada pameran pertanian. Agak sedih sebenernya mengingat pekerjaan yang penting ini sudah mulai ditinggalkan dan lahan - lahan pertanian pun mulai berkurang berubah wujud menjadi perumahan. Kelak di masa depan seandainya tidak ada lagi yang mau jadi petani,dan tidak ada tanah yang bisa ditanam, manusia harus belajar makan makanan sintetis berbentuk kapsul. Tapi di stand pameran ini juga ada yang unik. Disini ada kayak sawah mini di depan stand tepat setelah pintu masuk. Sawah ini menyambut semua pengunjung yang datang.

Tepat di sebelah stand pertanian ada stand tanaman bonsai. Bentuknya bagus - bagus. Kebayang bagaimana ketekunan dan kesabaran perawatnya membentuk semua bonsai - bonsai ini. Jumlah bonsai yang dipamerkan mencapai ratusan. Dan saya tidak nyaman berada lama - lama di stand ini, melihat tinggi badan saya, saya takut dikira hasil bonsai. Padahal saya kan cuma diceperin 'dikit'. #EmangMobil?



Asik duduk di salah satu pojok lapangan Astina, terdengar riuh musik dari panggung di tengah lapangan. Rupanya ada band lagi pentas. Saya bersama penonton lain menikmati penampilan band yang diisi oleh bule - bule yang fasih berbahasa Inggris ini. Musik mereka enak. Iramanya kompak. Lagunya juga asik didenger. Satu lagu sudah cukup menyihir kami semua untuk tidak berpaling dari mereka. Sebagai penutup lagu pertama, sang vokalis menyapa kami, "Oke, itu baru check sound, tonton kami lagi ya jam 9 nanti, sekarang kami mau beres - beres dulu.."

BUSET! Jadi barusan itu baru pemanasan?? Sebagus itu? Saya malu sendiri merasa terkecoh dengan penampilan mereka yang memang keren. Kayaknya bukan saya saja yang tertipu. Ya sudah, karena saya harus segera pulang, saya terpaksa meninggalkan lapangan dan menuju ke rumah. Di seberang parkir motor tampak penari - penari yang akan pentas di malam puncak lagi latihan. Yang cewek - cewek selain badannya lentur, bodi mereka bagus semua, pantat kenceng, muka cakep. *lap liur*



2 bukan komentar (biasa):

febri said...

kapan kapan saya ke bali lah, bli :D

obat herbal luka bakar said...

pengen banget ke bali. mengabadikan moment.

Post a Comment

Jangan lupa cek twitter saya @tukangcolong
Dan channel YOUTUBE saya di
SINI